Sabtu, 18 Februari 2017

COBIT 5


COBIT versi 5 atau dikenal dengan nama COBIT 5 adalah edisi terbaru dari Framework COBIT ISACA yang menyediakan penjabaran bisnis secara end-to-end dari tatakelola teknologi informasi perusahaan untuk menggambarkan peran utama dari informasi dan teknologi dalam menciptakan nilai perusahaan.
COBIT 5 adalah sebuah versi pembaharuan yang menyatukan cara berpikir yang mutakhir di dalam teknik-teknik dan tata kelola TI perusahaan. Menyediakan prinsip-prinsip, praktek-praktek, alat-alat analisa yang telah diterima secara umum untuk meningkatkan kepercayaan dan nilai sistem-sistem informasi. COBIT 5 dibangun berdasarkan pengembangan dari COBIT 4.1 dengan mengintegrasikan Val IT dan Risk IT dari ISACA, ITIL, dan standar-standar yang relevan dari ISO.
Cobit 5 didasarkan pada 5 prinsip kunci tatakelola dan manajemen TI perusahaan yaitu :
1.   Pemenuhan kebutuhan Stakeholder
2.   Melindungi titik-titik penting perusahaan
3.   Penggunaan sebuah framework terintegrasi
4.   Memungkinkan pendekatan secara holistik
5.   Meminsahkan tatakelola dengan manajemen
COBIT 5 mendeskripsikan 7 kategori yang berperan sebagai penggerak yaitu :
1.   Prinsip-prinsip, kebijakan-kebijakan, dan framework, adalah sarana untuk menerjemahkan tingkah laku yang diinginkan ke dalam petunjuk praktek untuk pelaksanaan manajemen harian.
2.   Proses, menjelaskan kumpulan terorganisasi dari praktek-praktek  dan aktifitas-aktiftas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menghasilkan sekumpulan keluaran di dalam dukungan pencapaian seluruh sasaran TI
3.   Struktur organisasi, entitas pembuatan keputusan kunci di dalam perusahaan
4.   Budaya, etika, dan tingkah laku, merupakan kebiasaan dari individu dan perusahaan yang sering dianggap sebagai faktor penghambat kesuksesan di dalam aktifitas tatakelola dan manajemen.
5.   Informasi, adalah sebuah kebutuhan untuk memastikan agar organisasi tetap berjalan dan dapat dikelola dengan baik. Tetapi di tingkat operasional, informasi seringnya digunakan sebagai hasil dari proses perusahaan
6.   Layanan, infrastruktur dan aplikasi, menyediakan layanan dan proses teknologi informasi bagi perusahaan
7.   Orang, keterampilan dan kemampuan, dibutuhkan untuk menyelesaikan semua aktifitas dan membuat keputusan yang tepat serta mengambil aksi-aksi perbaikan.
Informasi
Informasi adalah sumber daya kunci bagi semua perusahaan. Diciptakan, digunakan, disimpan, ditampilkan, dan dihancurkan dengan menggunakan teknologi sebagai pemeran kuncinya. Teknologi menjadi bagian dari seluruh aspek bisnis dan individu.
Manfaat Bagi Perusahaan
Memudahkan pemeliharaan kualitas informasi untuk mendukung keputusan bisnis. Menghasilkan nilai bisnis dari investasi yang digerakkan TI. Pencapaian sasaran strategis dan mendapatkan manfaat-manfaat bisnis penggunaan TI yang efektif dan inovatif. Pencapaian keunggulan operasional melalui teknologi aplikasi yang dapat diandalkan dan efisien. Memelihara risiko-risiko TI untuk mencapai tingkat yang dapat diterima. Mampu mengoptimalkan biaya layanan dan teknologi TI.
Nilai Bagi Stakeholder
Nilai bagi stakeholder didapatkan melalui tatakelola dan manajemen aset TI yang baik. Dewan komisaris, pimpinan eksekutif dan manajemen harus menganggap dan memperlakukan TI seperti bagian penting lainnya dari bisnis. Hukum eksternal, regulasi, dan peningkatan kebutuhan pemenuhan kontrak berhubungan dengan penggunaan informasi dan teknologi oleh perusahaan. Jika tidak terpenuhi, maka hal ini dapat mengancam nilai stakeholder. Jadi semuanya harus legal dan sesuai dengan kontrak. Cobit 5 menyediakan  sebuah framework yang komprehensif yang membantu perusahaan untuk mencapai sasarannya dan menyampaikan nilai melalui tatakelola dan manajemen TI perusahaan.
Kesimpulan
1.   COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan memelihara keseimbangan antara merealisasikan manfaat dan tingkat risiko yang dapat diterima serta penggunaan sumber daya.
2.   COBIT 5 memungkinkan informasi dan teknologi yang terkait dilakukan tatakelola and dimanajemen secara keseluruhan untuk seluruh perusahaan, menangani business secara langsung dan area-area tanggungjawab lainnya, mempertimbangkan kepentingan stakeholder internal dan eksternal.
3.   Prinsip-prinsip dan penggerak-penggerak COBIT 5 adalah umum dan berguna untuk berbagai ukuran perusahaan, baik komersial maupun nirlaba bahkan pada sektor-sektor publik.
http://blogs.itb.ac.id/dudi4studi/files/2012/10/frame-fig-2and12-large-225x300.gif


Process Assessment Model Cobit 5

Proses assessment model menurut penulis adalah merupakan model pengukuran yang digunakan dalam cobit 5, di cobit version 4.1 dikenal dengan cobit maturity model. PAM di cobit 5 terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah teknik pengukuran skala bertingkat (scale rating) yang digunakan untuk menilai bagian yang kedua yaitu dimensi proses yang terdiri dari 5 dimensi proses EDM, APO, BAI, DSS dan MEA. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRReJ8cO2wLFPBOiBZQXshclafNzIAgqYb_J3cm1BmLylZg5D9P4Fi0YLOjaNTxksTzCr24Ls-J_gApWIYQDcDjxrqEsdIYinHP1t-ROe-PrsylyTSO8GKmclGOPedvQCfF8wnq7ZsBFM/s640/Screenshot_2014-12-03-23-58-11%25257E2.jpg

Senin, 20 Januari 2014

Cobit 5 Toolkit



COBIT® 5 Implementation didukung dengan tools yang di himpun dalam sebuah file .zip, tools tersebut terdiri dari beberapa file microsoft® office word, excel, Power point serta Adobe PDF format.
file-file tersebut adalah:

PowerPoint presentations:
COBIT 5 Introduction—presentasi terdiri dari 44 slide yang berisi membahas mengenai cobit 5 secara umum
COBIT 5 Executive Summary—terdiri dari 9 slide yang berisi tentang prinsip Cobit 5 dalam mengembangakan tatakelola yang efektif.
COBIT 5 Compare With 4.1—terdiri dari 32 slide yang menjelaskan bagaimana hubungan cobit 5 dengan versi Cobit pendahulunya, Val IT dan Risk IT.
COBT 5 for Information Security Introduction—terdiri dari 33 slide presentasi yang berisi introduce panduan bagi praktisi keamanan informasi
COBIT 5 and Information Security Spanish—26 slide yang menjelaskan keterhubungan Cobit 5 dengan Business Model for Information Security (BMIS™) tapi dalam bahasa spanyol.
COBIT 5 and GRC—terdiri dari 31 slide presentasi yang menjelaskan tentang panduan bagaimana framework Cobit 5 mendukung governance, risk and compliance (GRC)
IT BSC Example—2 slide yang menggambarkan mengenai implementasi balanced score card (BSC)

Dokumen MS.Word
COBIT 5 Key Audience Messages—pesan buat yang membaca file-file presentasi tersebut diatas

Excel file:
Process Activities—file ini berupa deskripsi lengkap tentang semua aktivitas proses yang ada pada Cobit 5 dalam bentuk spreadsheet excel
Management Awareness Diagnostic—Daftar Proses Cobit 5.


PDF File:
Balanced Scorecard Case Study—contoh makalah study kasus "The case study Linking the IT Balanced Scorecard to the Business Objectives at a Major Canadian Financial Group was conducted by the IT Alignment and Governance (ITAG) Research Institute at the University of Antwerp in 2008.

FAQs—terdiri dari 15 pertanyaan dan jawaban seputar Cobit 5

Framework Overview (laminate)—terdiri dari 11 gambar yang menggambarkan framework Cobit 5

‘Where Have All the Control Objectives Gone?’—sebuah artikel penunjang

Overview of ISACA Frameworks and Guidance Integrated Into COBIT 5—penjelasan menganai integrasi beberapa framework  (COBIT 4.1, Risk IT and Val IT) and guidance (Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition, Business Model for Information Security [BMIS], IT Assurance Framework™ [ITAF™], Taking Governance Forward [TGF]) ke dalam Cobit 5

IT Risk Management Framework by COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan standard yang dikeluarkan oleh ITGI (The IT Governance Institute). COBIT merupakan suatu koleksi dokumen dan framework yang diklasifikasikan dan secara umum diterima sebagai best practice untuk tata kelola (IT Governance), kontrol dan jaminan TI.

Referensi perihal manajemen resiko secara khusus dibahas pada proses PO9 dalam COBIT. Prosesproses yang lain juga menjelaskan tentang manajemen resiko namun tidak terlalu detil.

http://2.bp.blogspot.com/_vCUBFCnsr8Y/TPYKiopFgYI/AAAAAAAACTk/yEMyK23SGq0/s320/cobit.jpg

Gambar  Framework Manajemen Resiko COBIT

Resiko adalah segala hal yang mungkin berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuantujuannya. Framework manajemen resiko TI dengan menggunakan COBIT (lihat gambar) terdiri dari :

1.  Penetapan Objektif
Kriteria informasi dari COBIT dapat digunakan sebagai dasar dalam mendefinisikan objektif TI. Terdapat tujuh kriteria informasi dari COBIT yaitu : effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability, compliance, dan reliability.

2.  Identifikasi Resiko

TABEL KEJADIAN (EVENTS) YANG MENGGANGU PENCAPAIAN OBJEKTIF PERUSAHAAN :

http://2.bp.blogspot.com/_vCUBFCnsr8Y/TPYKycADS8I/AAAAAAAACTo/lP6PzsD5Tp4/s320/objective.jpg


Identifikasi resiko merupakan proses untuk mengetahui resiko. Sumber resiko bisa berasal dari :
•  Manusia, proses dan teknologi
•  Internal (dari dalam perusahaan) dan eksternal(dari luar perusahaan)
•  Bencana (hazard), ketidakpastian (uncertainty) dan kesempatan (opportunity).
Dari ketiga sumber resiko tersebut dapat diketahui kejadian-kejadian yang dapat mengganggu perusahaan dalam mencapai objektifnya (lihat tabel event diatas).

3.  Penilaian Resiko
Proses untuk menilai seberapa sering resiko terjadi atau seberapa besar dampak dari resiko (tabel 2.2). Dampak resiko terhadap bisnis (business impact) bisa berupa : dampak terhadap financial, menurunnya reputasi disebabkan sistem yang tidak aman, terhentinya operasi bisnis, kegagalan aset yang dapat dinilai (sistem dan data), dan penundaan proses pengambilan keputusan.

Sedangkan kecenderungan (likelihood) terjadinya resiko dapat disebabkan oleh sifat alami dari bisnis, struktur dan budaya organisasi, sifat alami dari sistem (tertutup atau terbuka, teknologi baru dan lama), dan kendali-kendali yang ada. Proses penilaian resiko bisa berupa resiko yang tidak dapat dipisahkan (inherent risks) dan sisa resiko (residual risks).

TABEL TINGKATAN BESARNYA DAMPAK RESIKO DAN FREKUENSI TERJADINYA RESIKO

http://3.bp.blogspot.com/_vCUBFCnsr8Y/TPYLZlEcXRI/AAAAAAAACTs/t-npDd3khs4/s320/Risk.jpg

4.  Respon Resiko
Untuk melakukan respon terhadap resiko adalah dengan menerapkan kontrol objektif yang sesuai dalam melakukan manajemen resiko. Jika sisa resiko masih melebihi resiko yang dapat diterima (acceptable risks), maka diperlukan respon resiko tambahan. Proses-proses pada framework COBIT (dari 34 Control Objectives) yang sesuai untuk manajemen resiko adalah :
•             PO1 (Define a Stretegic IT Plan) dan PO9 (Assess and Manage Risks)
•             AI6 (Manages Change)
•             DS5 (Ensure System and Security) dan DS11 (Manage Data)
•             ME1 (Monitor and Evaluate IT Performance)

5. Monitor Resiko
Setiap langkah dimonitor untuk menjamin bahwa resiko dan respon berjalan sepanjang waktu.
sumber http://wwardhanu.blogspot.com/2010/12/model-framework-it-management-risk-by.html

34 Domain Proses COBIT

Berikut adalah 34 Domain Proses COBIT, Skor dan tingkat Maturity dari tiap proses :

Plan and Organize
NO
KODE
PROSES 
SKOR
TINGKAT MATURITY
1
PO1
Menetapkan rencana Strategis TI
3
Define
2
PO2
Menetapkan arsitektur sistem informasi
0
Non-Existent
3
PO3
Menetapkan arah teknologi
3
Define
4
PO4
Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya
3
Define
5
PO5
Mengatur investasi TI
3
Define
6
PO6
Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
4
Manage
7
PO7
Mengelola sumberdaya manusia
4
Manage
8
PO8
Mengatur kualitas
3
Define
9
PO9
Menilai dan mengatur resiko TI
0
Non-Existent
10
PO10
Mengatur Proyek
0
Non-Existent
Rata-rata Domain PO
2.3
Repeatable
Acquire and Iimplement
NO
KODE
PROSES 
SKOR
TINGKAT MATURITY
1
AI1
Identifikasi solusi-solusi otomatis
0
Non-Existent
2
AI2
Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi
3
Define
3
AI3
Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi
3
Define
4
AI4
Menjalankan operasi dan menggunakannya
3
Define
5
AI5
Pengadaan sumber daya TI
3
Define
6
AI6
Mengelola perubahan
0
Non-Existent
7
AI7
Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan
0
Non-Existent
Rata-rata Domain AI
1.7
Repeatable
Delivery and Support
NO
KODE
PROSES 
SKOR
TINGKAT MATURITY
1
DS1
Menetapkan dan mengatur tingkat layanan
0
Non-Existent
2
DS2
Pengaturan layanan dengan pihak ketiga
3
Define
3
DS3
Mengatur kinerja dan kapasitas
0
Non-Existent
4
DS4
Memastikan ketersediaan layanan
3
Define
5
DS5
Memastikan keamanan sistem
3
Define
6
DS6
Identifikasi dan biaya tambahan
0
Non-Existent
7
DS7
Mendidik dan melatih user
3
Define
8
DS8
Mengelola bantuan layanan dan insiden
0
Non-Existent
9
DS9
Mengatur konfigurasi
0
Non-Existent
10
DS10
Mengelola masalah
0
Non-Existent
11
DS11
Mengelola data
3
Define
12
DS12
Mengelola fasilitas
3
Define
13
DS13
Mengelola operasi
3
Define
Rata-rata Domain DS
1.6
Repeatable
Monitor and Evaluate
NO
KODE
PROSES 
SKOR
TINGKAT MATURITY
1
ME1
Monitor dan Evaluasi Kinerja TI
3
Define
2
ME2
Monitor dan Evaluasi Pengendalian Internal
3
Define
3
ME3
Mendapatkan jaminan independent
0
Non-Existent
4
ME4
Penyediaan untuk tatakelola TI
3
Define
Rata-rata Domain ME
2.3
Repeatable



Skala maturity dari Framework COBIT


Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang . Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.

Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.
Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :
1. Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
2. Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
3. status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
4. strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)
Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level :

· Level 0(Non-existent); perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya 

· Level 1(Initial Level); pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan individual atau term dan varies dengan keahlian yang dimilikinya. 

· Level 2(Repeatable Level); pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalahinstitutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti;practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan. 

· Level 3(Defined Level); pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang diawasi. 

· Level 4(Managed Level); Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat diukur.

     
· Level 5(Optimized Level); Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi. 
Masalah tata kelola IT dalam sebuah organisasi bisa dibilang masalah yang gampang-gampang susah, mengapa saya bilang begitu karena persoalan tata kelola IT bisa jadi sangat subyektif sekaligus obyektif pula. disebut subyektif ketika persoalan IT tersebut dilakukan oleh seorang yang berpengalaman maka itu kemungkinan akan menjadi sangat mudah sebaliknya jika dilakukan oleh orang yang sama sekali tidak mengerti, maka itu akan menjadi masalah yang besar. 

sekilas tentang Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

Bagi kamu yang sama sekali baru mengenal COBIT ,berikut overviewnya,langsung saja.

COBIT~Control Objective for Information and related Technology

Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini di muat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja.

COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.

Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan TI. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengenndalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi.

siapa saja yang menggunakan COBIT?, COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas,kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :

1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan implementasi (Acquirw and implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Sekian dulu, Semoga Informasi di atas bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar